https://ekonomi.kompas.com/read/2017/12/19/112200426/menurut-btn-ini-empat-tantangan-sektor-properti-tahun-depan

 

Home Ekonomi Bisnis Menurut BTN, Ini Empat Tantangan Sektor Properti Tahun Depan Sakina Rakhma Diah Setiawan Kompas.com – 19/12/2017, 11:22 WIB

Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Maryono dan Pemimpin Redaksi Harian Kompas Ninuk Mardiana Pambudy pada seminar Dukungan Akses Perbankan Terhadap Program Sejuta Rumah di Hotel JS Luwansa, Selasa (19/12/2017).

Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Maryono dan Pemimpin Redaksi Harian Kompas Ninuk Mardiana Pambudy pada seminar Dukungan Akses Perbankan Terhadap Program Sejuta Rumah di Hotel JS Luwansa, Selasa (19/12/2017).(KOMPAS.com/SAKINA RAKHMA DIAH SETIAWAN)

AKARTA, KOMPAS.com – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menyatakan bakal terus konsisten di industri properti pada tahun 2018. BTN tak hanya melayani sisi permintaan dengan mengucurkan kredit pemilikan rumah (KPR), namun juga pada sisi penawaran dengan memberikan kredit konstruksi bagi pengembang. Sektor properti di Indonesia masih mengalami beragam tantangan pada tahun 2018. Menurut Direktur Utama BTN, setidaknya ada empat tantangan. Pertama, kekurangan pasokan rumah (backlog) perumahan yang mencapai 13,38 juta unit. Maryono menyatakan, ini disebabkan adanya kebutuhan rumah yang tinggi, namun pasokannya tak mencukupi. “Kedua, tidak tersedianya lahan yang cukup untuk membangun properti,” kata Maryono pada seminar “Dukungan Akses Perbankan Terhadap Program Sejuta Rumah” yang diselenggarakan BTN dan Harian Kompas di Jakarta, Selasa (19/12/2017). Baca juga : Apa Kabar Program DP Rumah 0 Persen? Tantangan ketiga adalah regulasi pertanahan yang belum terstandarisasi untuk di setiap daerah. Adapun tantangan yang terakhir adalah sedikitnya masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang masuk kategori bankable, sehingga sulit mengakses pembiayaan KPR. “Padahal menurut data BPS tahun 2015, kalangan MBR dengan penghasilan di bawah Rp 3 juta paling banyak membutuhkan tempat tinggal, backlog di MBR informal tercatat mencapai lebih dari 6 juta unit,” jelas Maryono. Untuk menghadapi tantangan tersebut, imbuh dia, BTN terus menjadi yang terdepan dalam membantu pemerintah merealisasikan Program Sejuta Rumah. “Tercatat di era pemerintahan Joko Widodo selama 2015 hingga November 2017, pencapaian target BTN selalu di atas 100 persen. Kami telah berkontribusi lebih dari 1,6 juta unit rumah baik berbentuk KPR ataupun kredit konstruksi perumahan dengan nilai lebih dari Rp 177,24 triliun,” ungkap Maryono. Program Sejuta Rumah bergulir sejak tahun 2015, saat itu target BTN adalah 431.000 unit, namun berhasil ditembus hingga 474.099 unit rumah atau 110 persen. Pada tahun 2016, BTN sukses merealisasikan 595.566 unit rumah, lebih tinggi dari target yang dipasang yakni sebesar 570.000 unit. Selama periode Januari-November 2017, BTN telah merealisasikan KPR untuk 223.373 unit rumah dan kredit konstruksi untuk perumahan untuk 326.326 unit rumah dengan nilai keseluruhan sebesar Rp 60,94 triliun. “Khusus untuk KPR Subsidi sebanyak 390.375 unit baik berbentuk KPR ataupun kredit konstruksi perumahan dengan nilai lebih dari Rp 29 triliun. Angka tersebut sudah mencapai lebih dari 82 persen target tahun 2017 yang dipatok 666.000 unit rumah,” tutur Maryono.

Penulis Sakina Rakhma Diah Setiawan
Editor Erlangga Djumena